Sejarah Unix



UNIX merupakan merek dagang sistem operasi yang dikembangkan oleh Ken Thompson dari Bell Labs. Thompson telah terlibat dengan kerja pengembangan OS time sharing MULTICS. Tetapi karena Bell Labs menarik diri dari proyek MULTICS, dia bekerja sama dengan Dennis Ritchie yang mengembangkan bahasa 'C' untuk digunakan pada embrio UNIX Thompson. Secara tradisional sistem operasi selalu ditulis dengan bahasa assembler untuk mendapatkan efisiensi yang maksimal dari mesin yang manggunakan sistem operasi tersebut. Thompson dan Ritchie merupakan orang pertama yang menyadari bahwa perkembangan hardware dan teknologi compiler sudah cukup baik sehingga seluruh sistem operasi dapat ditulis dengan bahasa C,dan pada tahun 1978 seluruh bagian sistem ini sudah berhasil dipasang pada beberapa jenis mesin.

Degan cepat Unix menyebar dalam AT&T meski kurang ada program pendukung formal. Pada 1980 UNIX telah tersebar ke banyak perguruan tinggi dan pusat komputasi penelitian, dan ribuan hacker memakainya di rumah.

Distro Linux



Bagi yang baru atau belum mengenal Linux, seringkali heran mengapa harus ada distro Linux yang bejibun. Kadang juga muncul kebingungan perbedaan antara ‘Linux’ dengan ‘distro Linux’. Nah dalam tulisan ini, kita mau singgung sedikit pengertian antara keduanya.

Sistem Operasi
Bila bicara tentang Linux, berarti sebenarnya kita bicara tentang sistem operasi. Sebagaimana Windows atau Apple MacOS X, Linux adalah sistem operasi. Di mana, sistem operasi dapat dibayangkan sebagai kumpulan software yang berjalan di ‘balik layar’ alias tidak terlihat oleh penggunanya. Sistem operasi ini yang mengendalikan komputer, mengatur komunikasi dengan perangkat seperti printer, mengatur jadwal-memulai-memberhentikan program aplikasi yang ada, dsb. Dan dari sini terlihat, meski prosesnya di ‘balik layar’, namun perannya begitu vital. Sehingga kita dapat menyebutnya sebagai perangkat lunak sistem (system software).

Kernel dan Program Aplikasi
Bagian inti, terpenting, dan merupakan pondasi dari sistem operasi adalah kernel. Karena segala sesuatunya dibangun atas layanan dasar yang disediakan kernel ini. Yang selanjutnya, dari kernel dan perangkat lunak sistem lainnya, akan terbangun sistem operasi.
Hanya saja, pengguna komputer tidak mempedulikan kernel. Pengguna awam komputer hanya mempedulikan ada tidaknya program aplikasi yang berguna baginya. Sebagai contoh, program aplikasi untuk mengolah kata, mengedit gambar, memainkan musik, mencetak dokumen, dsb. Boleh dikata, entah ada kernel atau tidak, yang penting komputer dapat digunakan dengan baik dan mudah.

Nah, setelah membaca sedikit penjelasan di atas, kita sekarang kembali ke pokok persoalan…

Linux dan Distro Linux
Secara teknis, yang dimaksud Linux adalah kernel dari sistem operasi Linux itu sendiri. Sedang distro Linux adalah sistem operasi Linux + sekumpulan program aplikasi + sekumpulan perangkat untuk menginstal dan mengkonfigurasi sistem. Jadi, dari berbagai distro Linux biasanya akan mempunyai kernel yang sama. Yang berbeda adalah program aplikasi dan perangkat untuk mengkonfigurasinya.

Cara menginstall Open SuSE


-Memang banyak orang suka Open SuSE dan menginstalx dengan mode GUI tape kalo dengan mode text bagaimana.....????Cara menginstal :
Siapakan alat dan bahan yang dibutuhkan, yaitu DVD Linux Open SUSE 11.0
Hidupkan PC, kemudian masukkan DVD Linux Open SUSE 11.0
Tekan Ctrl+Alt+Del untuk me-restert PC
Lihat petunjuk untuk masuk ke menu BIOS di layar monitor
Kemudian masuk ke menu BIOS, setting Boot Priority Order-nya, sehingga urutan boot-nya menjadi: IDE DVD di urutan pertama dan HDD diurutan kedua.
Tekan F10 untuk keluar dan menyimpan pengaturan. Setelah itu PC akan merestart kembali dan tunggu beberapa saat.
Setalah muncul tampilan seperti di bawah ini, pilih Installation dengan cara menekan panah arah bawah pada keyboard. Kemudian tekan F3, lalu pilih sesuai kebutuhan (disesuaikan dengan memory) (untuk memory yang terbatas dianjurkan menggunaka Teks Mode)


Setelah muncul tampilan seperti di bawah ini, tunggu beberapa saat

Pilih Language (dengan cara Alt+L) dan pilih Keyboard Layout (dengan cara Alt+K). Kemudian baca License Agreement, untuk menyetujuinya pilih I Agree to the License Terms (dengan cara Alt+A). Lalu tekan tombol Alt+N (Next) untuk melanjutkan.
a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href=<"https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2GW2Cl6sXZoELNPOKURaV8_oJ42vvbWgCy0oY7KeAf3aM1zxQanX52kvvpipWlogBfM3woSUpU00kB4MrFtntCR5mLT3oG4g-W946SIMJzjTXJ5EUO-C1OOcp2e5nzvjrW9_CUEkhmIk/s1600-h/3.JPG">
Pada saat di system Probing tunggu beberapa saat.

Setelah muncul tampilan Installation Mede, pilih New Installation (dengan cara Alt+I). Kemudian tekan tombol Alt+N (Next) untuk ke step selanjutnya.

Setelah itu, atur Clock and Time Zone. Pertama atur Region (dengan cara Alt+E) kemudian pilih Asia, lalu atur Time Zone (dengan cara Alt+Z) kemudian pilih Jakarta. Setelah itu tekan tombol Alt+N (Next) untuk melanjutkan.

Setelah muncul tampilan Desktop Selection, pilih sesuai keinginan (GNOME, KDE 4.0 dan KDE 3.5 merupakan berbasis GUI) (disarankan menggunakan Minumal Server Selection (Text Mode)) (dengan cara Alt+I). Lalu tekan tombol Alt+N (Next) untuk ke tahap selanjutnya.

Pada saat berada di Suggested Partitioning, pilih Create Partition Setup… (dengan cara Alt+C).

Setelah muncul tampilan seperti di bawah ini, pilih Costom Partitioning (for experts) (dengan cara Alt+C)


sor:hand;width: 320px; height: 178px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_JQ-XxzaxvHA/
sor:hand;width: 320px; height: 178px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_JQ-XxzaxvHA/

Setelah itu pilih Create lagi (dengan cara Alt+C). Setelah muncul tampilan seperti di bawah ini. Atur File System (dengan cara Alt+S) kemudian pilih Ext3. Setelah itu atur Mount Point (dengan cara Alt+M) kemudian pilih root (/). Setelah itu atur Size, pilih End (dengan cara Alt+D) kemudian isikan +5GB pada kotak kosong di bawahnya. Tekan Alt+O (OK) untuk melanjutkan


Setelah itu pilih Create lagi (dengan cara Alt+C). Setelah muncul tampilan seperti di bawah ini. Atur File System (dengan cara Alt+S) kemudian pilih Ext3. Setelah itu atur Mount Point (dengan cara Alt+M) kemudian pilih home(/home).Tidak perlu mengatur size karena kita akan menggunakan kapasitas sisa yang dimiliki. Tekan Alt+O (OK) untuk melanjutkan

Saat muncul tampilan seperti di bawah ini, dan kita yakin telah mempartisinya dengan benar, maka tekan tombol Alt+N (Next) pada keyboard untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya.

Pada saat kita telah kembali ke Suggested Partitioning, tekan tombol Alt+N (Next) untuk melanjutkan.



menginstall redhat linux 9.0 sebagai server

Berikut langkah-langkah menginstall Red Hat Linux secara bertahap :

Boot Komputer dengan menggunakan CD 1 RedHat

Pada layar boot, gunakan option “linux text” agar Linux diinstall dalam modus text.


Setelah loading selesai, maka akan muncul “CD Found”. Lewati bagian ini dengan memilih option skip


Pilih ok untuk melewati bagian ini. Lalu instalasi dilanjutkan dengan pemilihan bahasa dan jenis keyboard, pilih English untuk bahasa dan us untuk jenis keyboard.

Jika Linux mendeteksi adanya mouse pilih Generic – Wheel Mouse (PS/2), jika tidak maka bagian ini akan dilewatkan.

Pada bagian Installation Type pilih Server, karena pada langkah-langkah selanjutnya Linux akan dibangun dengan layanan-layanan Server.

Disini akan ditentukan pembagian partisi dari hardisk, jika ingin partisi dikonfigurasi secara otomatis pilih “Autopartition”. Tapi disarankan untuk memilih “Disk Druid”, agar partisi dapat diatur pembagiannya secara manual.

Jika belum terdapat file sistem maka akan muncul peringatan seperti ini, pilih yes untuk melanjutkan

Tentukan tabel dari hardisk yang akan dipartisi seperti yang terlihat pada gambar.

Untuk table partisi linux, yang dibutuhkan adalah partisi mount point dan partisi swap. Buat partisi linux terlebih dahulu dengan mount point “/”. Setelah itu buat partisi baru dengan tipe swap, partisi swap ini ditentukan dengan cara mengandakan jumlah RAM utama.

Gunakan tombol panah kanan dan kiri untuk memilih aksi yang akan dilakukan dan beberapa tombol pintas F1-F5, F12 untuk Ok. Untuk menghapus partisi pilih salah satu partisi dan menu delete, kemudian tekan enter atau menggunakan tombol F4. Untuk membuat partisi yang baru Pilih “/dev/hda” kemudian pilih menu new(F2). Pilih menu cancel . Jika proses partisi selesai, pilih tombol OK(F12)

Langkah selanjutnya adalah menentukkan jenis Boot Loader, pada bagian ini pilih LILO. Untuk konfigurasi Boot Loader kosongkan saja, lalu OK

Tentukan dimana Boot Loader akan di Install. Disarankan untuk menginstall di MBR

Hilangkan tanda pada “Use bootp/dhcp” dan set tanda ke “Activate on Boot”. Set parameter jaringan, isi informasi yang diperlukan, yaitu IP Address, Netmask, IP Gateway, Primary Nameserver (DNS).

Jika terdapat 2 NIC, maka yang perlu dikonfigurasi hanya IP Address dan Netmasknya saja.

Tentukan “hostname” atau nama dari komputer
Untuk mengkonfigurasi kemampuan Firewall. pilih customize. Lalu beri tanda pada eth0 dan juga port SSH

Jika server memakai layanan yang ada di dalam box maka beri tanda check pada kotak, sebagai contoh jika komputer menggambil IP dari komputer lain maka beri tanda check pada kotak DHCP.

Set bahasa yang akan digunakan untuk sistem.

Langkah selanjutnya adalah menentukan zona waktu

Isi password administrator

Administrator di dalam Linux dikenal dengan root. root ini sangat penting karena semua akses ke sistem hanya dapat dilakukan oleh root.

Pilih paket yang akan diinstall

Installasi akan dimulai setelah, pilih OK

Langkah ini memerlukan waktu beberapa menit, tergantung dari berapa paket yang dipilih untuk diinstall. Proses installasi akan memerlukan CD installasi yang lainnya\

Yang terakhir adalah pembuatan disket boot

Tujuan pembuatan disket boot adalah sebagai pengganti boot loader, jika suatu saat boot loader rusak karena salah konfigurasi atau terhapus maka disket ini akan dapat membantu.

Proses installasi telah selesai. Sekarang Linux dapat di gunakan setelah komputer restart

LINUX DAN PENGUIN TUX


Tak seperti produk komersial yang lain, Linux tidak memiliki suatu logo yang terlihat hebat, hanyalah sebuah burung Penguin yang memperlihatkan sikap santai ketika berjalan. Logo ini mempunyai asal mula yang unik, awalnya tidak ada suatu logo yang menggambarkan trademark dari Linux sampai ketika Linus ( Sang Penemu ) berlibur ke daerah selatan dan bertemu dengan seekor linux kecil dan pendek yang secara tidak sengaja menggigit jarinya. Hal ini membuatnya demam selama berhari-hari. Kejadian ini kemudian menginspirasi dirinya untuk memakai penguin sebagai logonya dengan harapan user menjadi demam menggunakan sistem operasi yang beliau ciptakan ini.

TUX, nama seekor penguin yang menjadi logo maskot dari linux.TUX hasil karya seniman Larry Ewing pada waktu developer merasakan Linux harus mempunyai logo trademark ( 1996 ), dan atas usulan James Hughes dipilihlah nama TUX yang berarti Torvalds UniX. Lengkap sudah logo dari Linux, berupa penguin dengan nama TUX. Trademark ini segera didaftarkan untuk menghindari adanya pemalsuan. Linux terdaftar sebagai Program sistem operasi ( OS ).

Hingga sekarang logo Linux yaitu Tux sudah terkenal ke berbagai penjuru dunia. Orang lebih mudah mengenal segala produk yang berbau Linux hanya dengan melihat logo yang unik nan lucu hasil kerjasama seluruh komunitas Linux di seluruh dunia.

Sejarah Linux



Linux [ Linus Unix ], sebuah operating system (OS) yang dibuat oleh Linus Torvald yang awalnya terinspirasi oleh Minix. Minix sendiri dikembangkan oleh Andrew S. Tanembaum. Berawal sebuah hobi seorang Linus Torvald, yang notabene hanyalah seorang mahasiswa di Univ. Helsinki, Finlandia berumur 21 tahun. Beliau berpikiran untuk membuat Minix yang gratis dan dapat diedit, Minix sendiri adalah suatu proyek pelajaran di kelasnya waktu itu yang menyerupai sistem UNIX, akhirnya hasil karyanya dinamakan dengan istilah kernel Linux, Linux versi pertama (0.01) dikerjakan sekitar bulan Agustus 1991 yang kemudian dia posting hasilnya ke dalam milisnya comp.os.minix, dengan maksud menawarkan source code dari apa yang telah dibuatnya serta mengundang para programmer lain berpartisipasi dalam proyeknya tersebut.

Sejarah OS Linux berkaitan erat dengan proyek GNU, suatu proyek program freeware yang dikepalai oleh Richard M. Stallman. Proyek ini diawali sekitar tahun 1983 untuk membuat sistem operasi seperti UNIX yang lengkap beserta compiler, utility aplikasi, utility pembuatan-yang sepenuhnya dengan perangkat lunak bebas.

5 Oktober 1991, Linus secara resmi mengeluarkan versi Linuxnya ( versi 0.02 ). Proyek GNU telah menghasilkan hampir semua komponen dari sistem ini, kecuali kernel. Linus Torvald beserta pembuat kernel mirip Linux berusaha menyesuaikan kernel mereka supaya dapat berfungsi dengan komponen GNU hingga menghasilkan sistem operasi yang berfungsi. Walaupun pada waktu itu hanya dapat menjalankan GNU/BASH ( GNU Bourne Again Shell ) dan GNU/GCC ( GNU C Compiler ). Berikutnya beribu-ribu program sukarelawan seluruh dunia telah menyertai proyek-proyek ini.

Linux secara komplit ( GNU/Linux ) dirilis pada tanggal 14 Maret 1994, yang setelah tiga tahun mengalami masa pengembangan yang dilakukan oleh banyak programmer dari seluruh dunia. Dan saat ini Linux biasanya telah dipaket dengan program-program dari GNU ataupun program lain dan dibundel menjadi satu dengan istilah distro linux, yang merupakan turunan dari UNIX lengkap, bisa digunakan untuk jaringan, pengembangan perangkat lunak, multimedia, perkantoran dan sebagainya. Waktu ini telah beredar ribuan distro linux yang tiap-tiap distro memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Perbedaan mendasar terletak pada paket-paket yang telah disertakan ataupun manajemen paketnya, akan tetapi dari perbedaan tersebut masih tetap menggunakan kernel Linux yang sama yang masih dipimpin oleh Linus Torvald.